*Tingkatkan kualitas Pendidikan Vokasi, BPPSDMP gelar NSVE 2019*

By Admin


nusakini.com - Untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja terampil di sektor pertanian, di mana saat ini masih belum match antara supply dan demand tenaga kerja pertanian maka diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan inovasi teknologi serta menghasilkan lulusan yang professional, berjiwa kewirausahaan, kreatif, toleran, demokratis, dan berkarakter tangguh. 


Pendidikan vokasi dapat menjadi solusi karena 70% waktu belajar dilakukan untuk praktek di lapangan baik di dunia usaja mapun dunia industri. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi kompetensi yang cukup tinggi bagi para lulusan yang nantinya akan menjadi job seeker dan job creator. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nusyamsi dalam sambutannya pembukaan acara National Symposia On Vacational Education (NSVE) 2019 menyatakan bahwa tantangan terbesar dalam pembangunan pertanian adalah jumlah petani muda yang setiap tahun terus menurun. Berdasarkan hasil analisis terhadap data Sensus Pertanian 2003–2013, dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja pertanian didominasi tenaga kerja usia tua lebih dari 40 tahun, tenaga kerja usia muda jumlahnya tidak banyak dan cenderung merosot dibandingkan 10 tahun sebelumnya.

"Saat ini kita memasuki era Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 yang merupakan perwujudan dari masyarakat pintar, BIG DATA, internet of things (IoT), kecerdasan artifisial, dan robot melebur dalam kegiatan industri dan seluruh segmen sosial. Menjadi tanggung jawab pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menciptakan lulusan yang professional, kompeten dan berjiwa wirausaha. Pendidikan vokasi pertanian menjadi solusi untuk mempersiapkan generasi muda pertanian supaya siap bekerja dan memiliki kompetensi yang spesifik", papar Dedi.

Pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, BPPSDMP menambahkan bahwa kualitas pendidikan tidak lepas dari kualitas tenaga pendidik (dosen) untuk itu dilaksanakanlah 
 menyelenggarakan NSVE 2019 dengan tema Vocational Education in the Era Industry 4.0 dan Society 5.0, serta Lokakarya Politeknik Pertanian selama tiga hari (27-29 November 2019) di Hotel Royal Ambarukmo, Jogjakarta.

"Penyelenggaraan Lokakarya Politeknik Pertanian sangat penting, karena selain
untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dari akademisi, pakar, peneliti, private sektor dan professional dalam suatu forum diskusi yang akan mendorong dan mempercepat perkembangan Indonesia untuk menghadapi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 kegiatan ini juga mensosialisasikan pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) lingkup Politeknik Pertanian; Meningkatkan pemahaman tentang technopreneur dan entrepreneur milenial di era industry 4.0."jelas Idha.

Diharapkan melalui kegiatan ini sharing informasi dan sinergi dari berbagai pihak, baik akademisi, pemerintah maupun swasta terkait bagaimana wujud dari Pendidikan Vokasi di Era Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 dapat terwujud. Sehingga kedepan akan dihasilkan rekomendasi kebijakan untuk program-program pembangunan pertanian yang berkeadilan yang bekerjasama dengan semua stakeholder pertanian, tambah Idha. (Lely)